Pengertian pengangguran
adalah adanya ketimpangan antara lahan pekerjaan dengan kebutuhan orang untuk
pekerjaan. Artinya, kurang tersedianya lahan atau tempat pekerjaan, sedangkan
orang yang hendak bekerja melebihi jumlah lahan pekerjaaan.
Pertambahan penduduk
mengakibatkan perubahan di segala sector kehidupan. Dampak kemajuan bias
dilihat dan dirasakan oleh sebagian masyarakat. Namun, ada pula yang merasakan
dampak negative dan bertambahnya pengangguran.
Inflasi adalah suatu
proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di
pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat
adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi
juga merupakan proses menurunnya nilai mata
uang
secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan
tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi
belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat
perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang
yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara
untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI
dan GDP Deflator.
Inflasi (inflation)
adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung
terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga
hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut
tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi
permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam
suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah
eko-nomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik,
tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun.
Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat
inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10
persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang
meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya
Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang
sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).
Didasarkan
pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu: 1)
inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) dan 2) inflasi
desakan biaya (cost-push inflation) 3) inflasi karena pengaruh impor (imported
inflation). Inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation) atau
inflasi dari sisi permintaan (demand side inflation) adalah inflasi yang
disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar
dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah
barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan maka terjadi
kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat
perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan
eko-nomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity).
Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat/tinggi mendorong peningkatan permintaan
sedangkan barang yang ditawarkan tetap karena kapasitas produksi sudah maksimal
sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus.
Inflasi
desakan biaya (Cost-push Inflation) atau inflasi dari sisi penawaran (supply
side inflation) adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya
kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas
dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa.
Pening-katan biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan harga barang dan
jasa, meskipun mereka harus menerima resiko akan menghadapi penurunan
permintaan terhadap barang dan jasa yang mereka produksi. Sedangkan inflasi
karena pengaruh impor adalah inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang
di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam
negeri.
di
Indonesia, adanya kenaikan harga-harga atau inflasi pada umumnya disebabkan
karena adanya kenaikan biaya produksi misalnya naiknya Bahan Bakar Minyak
(BBM), bukan karena kenaikan permintaan. Dengan alasan inilah, maka tidaklah
tepat bila perubahan tingkat pengangguran di Indonesia dihubungkan dengan
inflasi. Karena itu, perubahan tingkat pengangguran lebih tepat bila dikaitkan
dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi merupakan akibat
dari adanya pe-ningkatan kapasitas produksi yang merupakan turunan dari
peningkatan investasi. Jadi jelas bahwa, pertumbuhan ekonomi berhubungan erat
dengan peningkatan penggunaan tenaga kerja, begitu pula dengan investasi.
Dengan meningkatnya investasi pasti permintaan tenaga kerja akan bertambah,
sehing-ga dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang diakibatkan adanya peningkatan
investasi berpengaruh terhadap penurunan tingkat pengangguran
dengan
asumsi investasi tidak bersifat padat modal. Berdasarkan pemikiran tersebut,
maka dapat dilihat bagaimana hubungan antara tingkat pertumbuhan eko-nomi dalam
bentuk kurva.