Kasus 12-1 muscle max : pelatih
pribadi anda sendiri
1. masalah apa yang disebutkan dalam kasus diatas ?
1. masalah apa yang disebutkan dalam kasus diatas ?
jawab : Perbedaan harga jual muscle max yang tinggi antara
Negara Australia dengan Negara asia, yang sama-sama menjual peralatan angkat
berat, serta Negara republic cina memberikan insentif fiscal bagi perusahaan
yang melakukan ekspor, meskipun tariff pajak penghasilan perusahaan yang normal
33 %, pihak otoritas pajak di katon telah menyetujui tarif sebesar 10 % untuk
seluruh laba yang di peroleh dari kegiatan ekspor sehingga manajer muscle max-
Australia masih tetap skeptic dan merasa bahwa pihaknya mananggung inefesiensi
yang dilakukan manajer kantor.
2. Serangkaian tindakan apa yang akan anda rekomendasi
untuk menyelesaikan masalah yang telah anda di indentifikasikan ?
jawab : rekomendasi untuk menyelesaikan masalah ini adalah
adanya kesamaan harga jual antara perusahaan afiliasi di setiap negara dan
adanya kesamaan pajak dari alat tersebut
BAB 10
MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan
ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat dikelola
dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Tujuan utama manajemen risiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Para pelaku
pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan
pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang
memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak
terduga kepada orang lain-pihak lawan.
Ø Komponen Utama Risiko Mata
Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas
volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga
sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai
keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument
keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah
perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya,
risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi,
dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan pembahasan atas
prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini.
Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan
masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting
Ada beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
·
Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan
akuntansi yang lebih disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.
·
Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur
valuta asing yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan
kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
·
Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh
dengan suatu transaksi.
·
Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami
gagal bayar atas kewajibannya.
·
Derivatif: Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau
kewajiban khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas
keuangan lainnya.
·
Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs
valuta asing terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.
·
Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan
strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan
kursterhadap laba.
·
Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen
penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.
·
Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam
laju inflasi antar dua negara atau lebih.
·
Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk
melakukan perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.
·
Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai
pasar secara mendadak dan signifikan.
·
Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak
terduga dalam harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.
·
Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva
bersih): Kelebihan posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai
posisi positif).
·
Net exposed liability position (risiko potensial posisi
kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga
disebut sebagai posisi negatif).
·
Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau
kewajiban bersih yang terjadi pada suatu perusahaan
·
National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang
dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan penyelesaian.
·
Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan
risiko valutaasing yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi
pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata uang asing.
·
Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual
suatu kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat
tanggal tertentu di masa datang.
·
Regulatory risk (risiko regulator) : Risiko bahwa suatu
undang-undang public akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.
·
Risk mapping (pemetaan risiko) : Mengamati hubungan temporal
berbagai risiko pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang
mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.
·
Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau
relokasi operasi untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu
perusahaan.
·
Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan
pajak yang diinginkan.
·
Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh
dalam mata uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva,
kewajiban, pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.
·
Transaction potential risk (risiko potensial transaksi):
Keuntungan atau kerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau
konversitransaksi dalam mata uang asing.
·
Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio
perdagangan suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi
pasar.
·
Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba
rugi yangmempengaruhi nilai perusahaan.
Ø Tugas Dalam Mengelola Mata Uang Asing
Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai
perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola risiko
keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai nilai
kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat
dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
·
Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus
kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejutan
laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil
juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko
bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
·
Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk
berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan
manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang,
sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.
·
Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh
manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi
risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi
eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan
pemegang obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola
pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan
untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko
harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga
yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh
konsumen.
Ø Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul
apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus
kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi
risiko, yaitu translasi dan transaksi. Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestic atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestic untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi ini menimbulkan dampak langsung terhadap
laba yang dilaporkan. Aktiva atau kewajiban dalam mata uang asing menghadapi
potensi resiko kurs jika suatu perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen
dalam mata uang induk perusahaan berubah.
Perusahaan dengan operasi luar negeri yang
signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan para pembaca
laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi
perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan keuangan anak perusahaan luar
negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang dengan mata
uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya disebut translasi. Translasi tidak sama dengan
konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata uang ke mata uang yang lain
secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan unit moneter, seperti hanya
sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuivalen
DollarAS.
Potensi risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs
valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban
dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata
uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik
untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh
translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
·
Dikatakan potensi risiko positif apabila aktiva terpapar lebih
besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang
ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang asing relatif
terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun) menimbulkan
kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang asing meningkat)
menghasilkan keuntungan translasi.
·
Potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi
aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan
timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian
translasi.
Selain potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional
terhadap potensi risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi.
Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar
valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam
mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung
terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya
tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan
dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen
pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
Ø Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Transaksi
Potensi Risiko transaksi berkaitan dengan
keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian
transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti keuntungan
dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak
langsung terhadap arus kas.
Kontrol pusat terhadap keseluruhan potensi risiko mata uang
suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana, masing-masing perusahaan
afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi risiko multi mata uang
kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus. Sekali potensi risiko
telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara, perusahaan dapat
melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara terpusat untuk
menghilangkan kerugian potensial.
Ø Perbedaan Risiko Akutansi dengan Risiko Ekonomi
Akuntansi manajemen memainkan peran yang
penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai
pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai
risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu
nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama
yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs
valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata
uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata
uang Negara domestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik
mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko
kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu
fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran
masing-masing pemicu nilai.
Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen
resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan
alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu
bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional.
Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
·
antisipasi pergerakan kurs,
·
pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan,
·
perancangan strategi perlindungan yang memadai,
·
pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan
arah, waktu, dan magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran
defensive memadai dengan lebih efisien dan efektif.
Ø Strategi Perlindungan Nilai
Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Setelah mengidentifikasi potensi risiko,
selanjutnya adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau
bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
·
Lindung Nilai Neraca
Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai
denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar, yang akan
dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
Contoh metode lindung nilai pada suatu anak perusahaan yang
berlokasi di negara yang rentan terhadap devaluasi adalah:
- Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi berjalan
- Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
- Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar dalam mata uang local.
- Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.
- Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.
- Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
- Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat
·
Lindung Nilai Operasional
Lindung nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya
yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap
potensi kerugian mata uang. Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat
manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau
mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur
·
Lindung Nilai Kontraktual
Salah satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik
instrument derivatif maupun instrument dasar. Produk instrument ini mencakup
kontrak forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya dikembangkan. Untuk
memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola
potensi risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan Akuntansi
Sebelum standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk
derivatif tidak lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap.
Kebanyakan instrument keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan
sebagai pos-pos di luar neraca. Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang
diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003, untuk memberikan
pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif
dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama
kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivative
keuangan.
Provisi dasar standar ini adalah:
- Instrument-instrumen derivatif dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban. Instrumen derivatif dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.
- Keuntungan atau kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivatif, bukan termasuk aktiva atau kewajiban, namun diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai lindung nilai.
- Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung nilai.
- Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
- Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya. Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut dijual atau dilikuidasi.
- Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.
Namun, meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB
telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivatif, masih saja
terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar.
Kompleksitas pelaporan keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai
dianggap sangatlah tidak efektif untuk mengimbangi risiko valas.
Ø Masalah Akuntansi dan
Pengendalian Terkait Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Perusahaan-perusahaan secara berkesinambungan
menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk memperbaiki arus kas
mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham. Sejumlah strategi
mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi lain
mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat
berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya
peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar
negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk
memperluas perdagangan internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan
nasional berubah menjadi perusahaan multinasional (multinasional corporation)
yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu
bentuk bisnis internasional. Tujuan MNC sendiri secara umum adalah
memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi
sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan harus memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan kebijakan korporasi
tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi juga
risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan berlandaskan
tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi di sisi lain,
perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang membuat
keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh
perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala
etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap
negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada
seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain
yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri
digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat
menggunakan metode-metode berikut:
·
Perdagangan internasional
·
Licensing
·
Franchising
·
Usaha patungan
·
Akuisisi perusahaan
·
Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta
investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar negeri atau lebih dikenal
dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan internasional dan
pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak
melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan
usaha patungan cenderung meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah
relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru merupakan elemen DFI
yang paling besar. Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas
dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi
exposure sebuah MNC terhadap kondisi kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis
internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai
tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis
internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk
melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang
dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah
unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun
pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional
memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut
tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas
perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan sistem evaluasi kinerja
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat
dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian
treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol
terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram
manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan,
dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup
dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu
unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen risiko
valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan
para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun
demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang diperkirakan, sistem
evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan untukmembandingkan keberhasilan
perlindungan risiko perusahaan.
BAB 11
PENETAPAN HARGA TRANSFER DAN PERPAJAKAN
INTERNASIONAL
· Konsep Dasar Perpajakan
Internasional
Rumitnya hukum dan aturan yang menentukan pajak
bagi perusahaan asing dan laba yang dihasilkan di luar negri sebenarnya berasal
dari beberapa konsep dasar
a. Netralitas pajak adalah
bahwa pajak tidak memiliki pengaruh (atau netral) terhadap keputusan alokasi
sumberdaya.
b. Ekuitas pajak adalah
bahwa wajib pajak yang menghadapi situasi yang mirip dan serupa semestinya
membayar pajak yang sama tetapi terhadap ketidaksetujuan antar bagaimana
mengimplementasikan konsep ini.
· Konsep Keterkaitan
Pajak dengan Laba dari Luar Negeri
Beberapa Negara separti prancis, kosta Rika,
hongkong panama afrika selatan, swiss dan venezuala menerapkan prinsip
pemajakan teritorial dan tidak mengenakan pajak terhadap perusahaan yang
berdomisili di dalam negri yang labanya dihasilkan di luar wilayah Negara
tersebut. Sedangkan kebanyakan Negara (seperti Australia, Brazil, Cina,
Republik Ceko, Jerman, Jepang, Meksiko, belanda, inggris, dan Amarika Serikat)
menerapkan prinsip seluruh dunia dan mengenakan pajak terhadap laba atau
pendapatan perusahaan dan warga Negara di dalamnya, tanpa melihat wilayah
Negara.
· Kredit Pajak Luar Negeri
Kredit pajak dapat di perkirakan jika jumlah
pajak penghasilan luar negri yang dibayarkan tidak terlampau jelas (yaitu
ketika anak perusahaan luar negri mengirimkan sebagian laba yang bersumber dari
luar negri kepada induk perusahaan domestik). Disini deviden yang dilaporkan
dalam surat pemberitahuan pajak induk perusahaan harus dihitung kotor
(gross-up) untuk mencakup jumlah pajak( yang dianggap terbayar) ditambah
seluruh pajak pungutan luar negri yang berlaku. Ini berarti seakan-akan induk
perusahaan domestic menerima dividen yang didalamnya termasuk pajak terhutang
kepeda pemerintah asing dan kemudian membayarkan pajak itu.
· Perencanaan Pajak dalam
Perusahaan Multinasional
Dalam melakukan perencanaan pajak perusahaan
multinasional memiliki keunggulan tertentu atas perusahaan yang murni domestik
karena memiliki fleksibilitas geografi lebih besar dalam menentukan lokasi
produksi dan sistem distribusi. Fleksibilitas ini memberikan peluang tersendiri
untuk memanfaatkan perbedaan ataryuridis pajak nasional sehingga dapat
menurunkan beban pajak perusahaan secara keseluruhan
Pengamatan atas masalah perencanaan pajak ini di mulai dengan dua
hal dasar:
a. Pertimbangan pajak
seharusnya tidak pernah mengandalikan strategi usaha
b. Perubahan hokum pajak secara
konstan membatasi manfaat perencanaan pajak dalam jangka waktu panjang.
· Variabel-variabel dalam
penentuan harga transfer
Harga transfer menetapkan nilai moneter terhadap
pertukaran antarperusahaan yang terjadi antara unit operasi dan merupakan
pengganti harga pasar. Pada umumnya harga transfer dicatat sebagai pendapatan
oleh satu unit dan biaya oleh unit lainnya. Transaksi lintas Negara juga
membuka perusahaan multinasional terhadap sejumlah pengaruh lingkungan yang
menciptakan sekaligus menghancurkan peluang untuk meningkatkan laba perusahaan
melalui penetapan harga transfer. Sejumlah variabel separti pajak, tarif
kompetisi laju infalsi, nilai mata uang, pembatasan atas transfer dana, resiko
politik dan kepentingan sekutu usaha patungan sangat memperumit keputusan
penentuan harga transfer.
· Masalah
Mendasar dalam Metode Pengalihan Harga
Dalam suatu dunia dengan
harga transfer yang sangat kompetitif, tidak akan menjadi masalah besar ketika
hendak menetapkan harga transfer sumber daya dan jasa antar perusahaan. Namun
demikian, jarang sekali terdapat pasar eksternal yang kompetitif untuk
produk-produk yang ditransfer antar entitas yang berhubungan istimewa tersebut.
Masalah penentuan biaya ini sangat terasa dalam tingkat internasional, kareba
konsep akuntansi biaya ini berbeda dari satu negara ke negara lainnya.